Label

Welcome in my blog

Follow my news update

Jumat, 05 Agustus 2011

Lebaran

"Lebaran Nggak Lebaran, Listrik Nggak Boleh Jelek"

 
Jum'at, 5 Agustus 2011 12:24 wib
Ilustrasi. Foto: Corbis
Ilustrasi. Foto
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) Dahlan Iskan mengklaim jika pasokan listrik menjelang Lebaran dipastikan aman.

"Apa yang harus disiapkan? Sama saja, saya selalu baca, dijamin kalau Lebaran enggak mati lampu. Menurut saya enggak perlu jaminan seperti itu, Lebaran enggak Lebaran, listrik itu enggak boleh jelek," ungkapnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (5/8/2011).

Menurutnya, perkataannya menjadi hal yang sangat penting, karena untuk ke depannya dia tidak menginginkan ada pertanyaan serupa bila sedang ada ajang besar.

"Ini penting ini, saya tidak ingin kalau ditanya Pekan Raya Olahraga (PON) nanti bagaimana, Sea Games bagaimana, puasa bagaimana, Lebaran bagaimana, listrik itu harus sepanjang hari baik," imbuhnya.

Dirinya mencontohkan, saat puasa seperti ini, beban puncak listrik hingga 300 megawatt (mw) di Pulau Jawa, kondisi tersebut pun diklaim bagus bagi PLN.

"Misalnya Lebaran, itu penggunaan listrik kecil seperti sekarang puasa hanya beban puncak turun 300 mw di Jawa saja. Itu bagus sekali, tapi malam naik sampai 1.000 mw, biasanya di Jawa hanya 15 ribu mw, tapi sampai 16 ribu mw. Kondisi itu baik bagi PLN. Karena beban puncak turun, tapi beban rendahnya naik," tandasnya.

Rupiah Jumat Pagi Tertekan Ke Level Rp8.500


Jumat, 5 Agustus 2011 09:49 WIB
(Hard news)


Ilustrasi.
 
Pelepasan mata uang dalam negeri yang cukup signifikan mendorong nilai kurs rupiah Jumat pagi tertekan ke level Rp8.500 per dolar AS.

Kurs nilai rupiah pagi antarbank Jakarta melemah 40 poin terhadap dolar AS menjadi Rp8.535 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.495.

"Kecemasan di pasar keuangan global menyikapi potensi resesi di AS mendorong investor cenderung memegang tunai dolar AS sehingga mata uang Asia cenderung melemah, termasuk rupiah," kata analis valas Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, kondisi saat ini mendorong pelaku pasar memilih menempatkan dananya pada mata uang "safe haven" untuk menjaga nilainya.

Meski demikian, kata dia, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang tumbuh pada kuartal kedua 2011 secara tahunan (YoY) sebesar 6,5 persen akan menahan koreksi rupiah lebih dalam.

"Data Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi dalam negeri kuartal dua sebesar 6,5 persen sesuai dengan ekspektasi," ujar dia.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi masih akan tinggi seiring dengan membaiknya ekspor yang didorong oleh naiknya harga komoditas, dan realisasi investasi yang naik 14 persen yoy selama satu semester tahun ini.

"Selain kedua pengeluaran tersebut, pengeluaran konsumsi rumah tangga juga akan meningkat tetapi pengeluaran pemerintah belum akan membantu pertumbuhan karena realisasi serapan anggaran yang masih dibawah target," ucap dia.

Dari sisi sektoral, lanjut dia, sektor pertanian, pertambangan, telekomunikasi dan sektor keuangan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi.

Ia menambahkan, sisi makroekonomi dukungan inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat membuat fundamental ekonomi Indonesia semakin solid, sehingga pelemahan rupiah terhadap dolar dapat tertahan tidak terlalu tertekan lebih dalam. (ANT)

Editor: Vijaya surya VJ
COPYRIGHT © 2011