Label

Welcome in my blog

Follow my news update

Selasa, 02 Agustus 2011

Hidayat Nur Wahid Sosialisasikan Amandemen UUD 1945


Selasa, 2 Agustus 2011 15:51 WIB 
(soft news)
Hidayat Nur Wahid.

Klaten - Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Hidayat Nur Wahid mulai menyosialisasikan amandemen Undang-undang Dasar 1945 sebelum rencana itu direalisasikan agar masyarakat memiliki pemahaman cukup.

"Sosialisasi mengenai perubahan UUD 1945 dimaksudkan untuk memberi kejelasan kepada masyarakat mengenai pentingnya amandemen, sekaligus menyerap masukan dari mereka," katanya dalam acara sarasehan Pembahasan Sosialisasi Perubahan Amandemen UUD 1945 di Universitas Widya Dharma Klaten, Jawa Tengah, Sabtu.

Dalam kesempatan tersebut mantan Ketua MPR RI ini menyampaikan beberapa poin penting dalam rencana perubahan UUD 1945, diantaranya perubahan UUD 1945 tidak mengubah bagian pembukaan.

"Sama sekali tak ada perubahan dalam bagian tersebut karena pada dasarnya tujuan mengamandemen adalah untuk tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tambahnya.

Selain itu, kata dia, dalam perubahannya nanti isi undang-undang tersebut akan mempertegas sistem presidensial, dimana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif.

Meski demikian ia tak menampik pro kontra pasti didapat dalam wacana mengenai hal ini sehingga masukan dari masyarakat menurutnya akan sangat membantu serta mendukung sosialisasi amandemen UUD 1945.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan sosialisasi amandemen UUD 1945 bukanlah sebagai bentuk doktrin atau dogma yang harus disetujui oleh masyarakat tanpa menyerap aspirasi mereka terlebih dahulu.

Selain itu, kata dia, pemahaman masyarakat mengenai perubahan Undang-undang Dasar 1945 juga masih rendah, padahal mereka memiliki peran vital dalam menegakkan demokrasi di negara ini.

"Misalnya saja, masyarakat bisa mengajukan perubahan undang-undang tentang kepala daerah melalui Mahkamah Konstitusi. Tetapi yang terjadi saat ini banyak masyarakat yang tak paham akan hak mereka itu," ujarnya.

Oleh karena itu dirinya bertekad merubah sepak terjang proses amandemen UUD 1945 dengan memaksimalkan sosialisasi kepada warga negara ini karena bagian itu merupakan hal penting dimana pemilik undang-undang tersebut adalah masyarakat Indonesia.

Anas Urbaningrum Akan Diperiksa di Blitar

Selasa, 2 Agustus 2011 19:33 WIB |
(soft news)
Anas Urbaningrum. 


Jakarta  - Penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri akan memeriksa Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Polres Blitar, Jawa Timur, berkaitan dengan laporan pencemaran nama baik dan fitnah yang dilakukan Muhammad Nazaruddin.

"Kebetulan sekarang beliau di Blitar, sudah ada koordinasi," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam di Jakarta, Selasa.

Anton mengatakan, Anas diperiksa sebagai pelapor dan akan dimintai keterangan Rabu (27/7).

Penyidik Mabes Polri sendiri telah berangkat ke Polres Blitar Selasa ini, guna mempersiapkan pemeriksaan Anas.

Anton membantah membedakan pemeriksaan terhadap Anas yang mengirimkan penyidik ke Blitar.

Anas melaporkan mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin terkait dugaan kasus pencemaran nama baik dan fitnah di Bareskrim Mabes Polri, Selasa.

Nazaruddin yang saat ini buron, dalam pesan pendeknya, menyebut Anas dan beberapa politisi Partai Demokrat terlibat korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan dan praktik mafia anggaran.

Presiden Gelar Silaturahmi Dengan Pimpinan Lembaga Negara

Presiden Gelar Silaturahmi Dengan Pimpinan Lembaga Negara

Selasa, 2 Agustus 2011 09:41 WIB
(Soft news)


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 


Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar pertemuan silaturahmi dengan para pimpinan lembaga negara di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Pertemuan dimulai pada pukul 10.00 WIB itu dihadiri juga oleh Wakil Presiden Beodiono serta para ketua lembaga negara seperti Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufik Kiemas, Ketua Mahkamah Agung (Mahkamah Agung) Harifin Tumpa, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Purnomo, dan Ketua Komisi Yudisial Erman Suparman.

Pertemuan serupa sudah dilaksanakan dua kali pada 2011 di Gedung BPK pada Januari dan di Gedung MK pada April lalu.

Forum tersebut merupakan ajang para pimpinan lembaga negara untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan sinergi demi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.

Pertemuan itu juga digunakan untuk membahas berbagai persoalan terkini dari berbagai perspektif lembaga negara.

Setelah menghadiri pertemuan para pimpinan lembaga negara, Presiden Yudhoyono pada Kamis pukul 13.00 WIB dijadwalkan menerima pengurus besar Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Kantor Kepresidenan.

BI Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Uang Palsu


Selasa,02 Juli 2011 01:49 WIB
(soft news)


BI (Bank Indonesia).

Pimpinan Bank Indonesia Semarang, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu yang cenderung meningkat menjelang Lebaran Idul Fitri 1432 H.

"Rata-rata tiap tahun ada 4.854 lembar uang palsu yang ditemukan oleh pihak perbankan di wilayah Jawa Tengah," kata Kepala Bidang Sistem Pembayaran BI Semarang Tatung M. Taufik di Magelang, Jumat malam.

Ia mengungkapkan, pada semester I 2010 ditemukan 2.315 lembar uang palsu, semester II 2010 ada 2.937 lembar dan 2.885 lembar uang palsu ditemukan pada semester I 2011.

"Uang yang sering dipalsukan adalah pecahan Rp50.000 dan Rp100.000," ujarnya tanpa memberikan keterangan jumlah uang palsu jika dihitung dalam rupiah.

Hal tersebut diungkapkan dalam acara "Media Gathering Bank Indonesia Semarang 2011".

Ia mengatakan, uang palsu tersebut ditemukan antara lain, saat masyarakat menukarkan uang ke BI atau ke bank lainnya, dan dari setoran bank-bank yang diketahui melalui mesin pemeriksaan.

Terkait dengan peredaran uang palsu di masyarakat, pihak BI telah melakukan upaya pencegahan dengan melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri uang asli dan palsu kepada berbagai media terutama pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan transaksi pembayaran.

"Kami juga bekerja sama dengan Polri, badan intelijen nasional, badan koordinasi pemberantasan uang palsu dan aparat penegak hukum lainnya dalam mengantisipasi peredaran uang palsu di masyarakat," katanya.

Menurut dia, selain diimbau mewaspadai peredaran uang palsu, masyarakat juga diminta cermat dan teliti jika melaksanakan transaksi jual beli.

"Masyarakat harus melakukan 3D yakni dilihat, diraba, dan diterawang jika menerima uang untuk mengetahui apakah uang itu palsu atau tidak," ujarnya.

ferrari:Fernando alonso

Alonso Pantas Masuk Catatan Sejarah F1

 
(soft news)
Selasa, 2 Agustus 2011 19:09 wib
Foto: Fernando Alonso Diaz (Getty Images)
Foto: Fernando Alonso Diaz
Bukan alasan sebagai manajer, Flavio Briatore menyanjung kliennya, Fernando Alonso setinggi nirwana. Tapi memang kemampuannya memamg patut diacungi empat jempol dalam rangka membangkitkan Ferrari dari keterpurukan.

Bagi Briatore, Alonso merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Sejarah Fromula One juga menurutnya layak mencatatkan nama Alonso, sebagai salah satu yang terhebat.

Belum puas, Briatore juga menyatakan, Alonso pantas disandingkan dengan para legenda, Ayrton Senna, Alain Prost, dan Michael Schumacher. Terakhir, menurut Briatore, tanpa dirinya pun, Alonso takkan kesulitan bersinar di ranah kejuaraan jet darat ini.

Soal gelar, menurut Briatore lagi, Alonso tentu masih berpeluang. Semoga Alonso masih bersama tim kuda jingkrak sampai Alonso meraih melebihi apa yang pernah dicapai Schumi, sapaan Schumacher.

“Menurut saya, Alonso masih bisa memenangkan gelar di Ferrari tanpa Flavio Briatore, sekalipun. Fernando layak menjadi salah satu yang terbaik dalam sejarah. Fernando masih akan bersama Ferrari sampai akhir kariernya dan saya berharap, dia mendapat mobil yang mampu memenangkan gelar lebih banyak dari Schumacher,” tutur Briatore, seperti dikutip Onda Cero, Selasa (2/8/2011).

“Jika dia mengendarai mobilnya Vettel (RB7), Fernando akan menang dengan jarak dan selisih yang besar. Dia salah satu dari sedikit pembalap hebat dan pantas disandingkan dengan Senna, Prost dan Schumacher,” pungkas Briatore.

Bagaimana Islam Menyebar di Jakarta



Ibu kota ini lahir dan berkembang berkat sumbangsih kaum muslim yang menyebarkan Islam.
Selasa, 2 Agustus 2011, 10:34 WIB
(Soft news)

Menurut Wikipedia, Jakarta dijadikan tempat pemukiman sejak tahun 2500 Sebelum Masehi. Berdasarkan penggalian para ahli arkeolog, pemukiman ini terdapat di tepi Sungai Ciliwung. Lantas, pada abad ke-5, di kawasan ini ditemukan prasasti Tugu yang diduga sebagai peninggalan Raja Tarumanegara. Pada abad 12, daerah ini berada dalam kekuasaan kerajaan Sunda, yang dibuktikan dengan adanya pelabuhan Sunda Kelapa.

Pada masa inilah daerah itu semakin ramai karena berkumpulnya para pedagang dari berbagai negara. Bahkan, negara Portugis pun tertarik untuk bekerja sama dalam perdagangan dengan para raja Sunda sekitar abad 17. Di masa itu pula kota pelabuhan ini begitu kuat dengan pengaruh kerajaan Hindu. Kemudian baru pada 1527, kota ini diserang oleh pasukan dari kesultanan Demak dengan Panglima Fatahillah.

Pemimpin pasukan ini tak lain adalah Saudara Ipar Raden Fatah. Saat itu kerajaan Demak ingin menguasai Sunda Kelapa bukan hanya karena motif ekonomi dan politik, melainkan juga penyiaran agama Islam. Sejarah perebutan kekuasaan kerajaan Islam di Sunda Kelapa ini diresmikan sebagai hari jadi Kota Jakarta, tepatnya 22 Juni 1527.

Nama Fatahillah memang tak bisa lepas dari sejarah masuknya kekuatan Islam di Jakarta tempo dulu. Namun menurut budayawan betawi, Ridwan Saidi, penyebaran Islam di Jakarta sudah dimulai sejak tahun 1418. Itu bisa dirunut dari berdirinya Pesantren Quro di Karawang, pimpinan Syekh Syuro dari Kamboja. Syekh Syuro dan pengikutnya inilah yang ikut andil dalam penyebaran Islam di Jakarta, mengingat jarak antara Karawang dengan Jakarta cukup dekat.

Selain itu, Jakarta berubah menjadi kota Islami berkat keberadaan muslim Tionghoa yang sudah tinggal lama di Sunda Kelapa dan berbaur dengan orang Betawi. Berkembangnya muslim Tionghoa ini ternyata ada hubungannya dengan Kesultanan Demak. Raden Patah diketahui adalah keturunan Tionghoa juga dengan nama Jin Bun.

Jin Bun adalah murid Bong Swi Ho alias Sunan Ampel, yang kita kenal sebagai anggota Wali Sanga. Mundur lagi ke zaman belakang, ternyata silsilahnya berkaitan juga dengan kedatangan Laksamana Ceng Ho pada 1402. Ceng Ho dikenal sebagai laksamana perang yang sangat berperan dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, ini artinya penyebaran Islam di Jakarta pun tak kan bisa lepas dari kontribusi muslim Tionghoa pada waktu itu.